Pelayanan Farmasi Berbasis Risiko

Nomor SOP: SOP/10/2025

← Kembali ke Daftar

Status: Aktif

Tanggal Terbit: 2025-05-31

Tanggal Review: 2025-05-31

Dibuat oleh: Syuhada

📝 Deskripsi Ringkas

SOP ini bertujuan untuk meminimalkan risiko kesalahan pengobatan dan memaksimalkan keselamatan pasien melalui identifikasi, evaluasi, dan pengelolaan risiko yang mungkin timbul dalam pelayanan farmasi. Penerapan SOP ini penting untuk memastikan pelayanan kefarmasian yang aman, efektif, dan rasional.

📄 Isi Lengkap SOP

1. Pra-Pelayanan:

Sebelum memulai proses pelayanan, pastikan semua informasi relevan mengenai pasien tersedia dan terdokumentasi dengan baik. Hal ini mencakup riwayat pengobatan, alergi, kondisi medis terkini, dan hasil pemeriksaan laboratorium jika diperlukan. Kemudian, lakukan langkah-langkah berikut:

a. Penerimaan dan Skrining Resep:
Pastikan resep yang diterima lengkap, jelas terbaca, dan memenuhi persyaratan legalitas.
Periksa keabsahan resep, termasuk nama dokter, SIP (Surat Izin Praktik), tanggal penulisan resep, dan tanda tangan dokter.
Skrining resep meliputi identifikasi potensi masalah terkait dosis, rute pemberian, frekuensi, dan durasi pengobatan.

b. Penilaian Risiko Awal:
Identifikasi pasien dengan risiko tinggi, seperti pasien geriatri, pediatri, ibu hamil atau menyusui, pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati, serta pasien yang menerima polifarmasi.
Perhatikan obat-obat dengan risiko tinggi (High-Alert Medications), seperti insulin, antikoagulan, opioid, dan obat kemoterapi.
Evaluasi potensi interaksi obat, baik interaksi obat-obat, obat-makanan, maupun obat-penyakit.

2. Pelayanan dan Penyiapan Obat:

Setelah penilaian risiko awal dilakukan, proses penyiapan obat dapat dilanjutkan dengan memperhatikan hal-hal berikut:

a. Peracikan Obat (Jika Diperlukan):
Lakukan peracikan obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.
Pastikan kebersihan dan sterilitas alat dan lingkungan peracikan.
Verifikasi kembali perhitungan dosis dan komposisi obat.

b. Penyiapan dan Pemberian Etiket:
Siapkan obat sesuai dengan resep dan lakukan double-check untuk memastikan obat yang diambil benar.
Berikan etiket yang jelas dan lengkap, mencantumkan nama pasien, nama obat, dosis, aturan pakai, dan tanggal penyiapan.
Waspadai obat dengan tampilan atau nama yang mirip (Look-Alike Sound-Alike Drugs/LASA) dan terapkan strategi untuk mencegah kesalahan.

3. Konseling dan Edukasi Pasien:

Setelah obat disiapkan, lakukan konseling dan edukasi kepada pasien untuk meningkatkan kepatuhan dan mengurangi risiko kesalahan penggunaan obat.

a. Penyampaian Informasi Obat:
Jelaskan nama obat, indikasi, dosis, cara penggunaan, efek samping yang mungkin timbul, dan tindakan yang perlu dilakukan jika terjadi efek samping.
Berikan informasi mengenai penyimpanan obat yang benar dan masa kadaluarsa obat.
Pastikan pasien memahami instruksi penggunaan obat dengan benar.

b. Identifikasi Potensi Masalah dan Edukasi Tambahan:
Identifikasi potensi masalah yang mungkin timbul terkait penggunaan obat, seperti kesulitan menelan, kesulitan membuka kemasan, atau keterbatasan fisik lainnya.
Berikan edukasi tambahan yang sesuai dengan kebutuhan pasien, seperti penggunaan alat bantu minum obat atau teknik inhalasi yang benar.
Tekankan pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan dan kontrol rutin ke dokter.

4. Monitoring dan Evaluasi:

Setelah pelayanan selesai, lakukan monitoring dan evaluasi untuk memastikan efektivitas dan keamanan pengobatan.

a. Pemantauan Efek Samping Obat (MESO):
Lakukan pemantauan efek samping obat secara aktif, terutama pada pasien dengan risiko tinggi.
Laporkan efek samping obat yang terjadi ke pusat MESO yang berwenang.

b. Evaluasi Pelayanan:
Lakukan evaluasi terhadap proses pelayanan farmasi secara berkala untuk mengidentifikasi potensi masalah dan melakukan perbaikan.
Tinjau kembali SOP secara berkala dan lakukan penyesuaian jika diperlukan berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dokumentasikan semua kegiatan pelayanan farmasi dengan lengkap dan akurat.